19 November 2018

WINNER di Jakarta: Sebahagia Itu

Kebaikan apa yang pernah gue lakukan di masa lalu, hingga gue diberkahi kesempatan menyaksikan Mino menyanyikan 'Turn Off the Light' secara langsung? Seistimewa itu.

Mungkin ada yang bertanya-tanya, sebenarnya grup Korea mana sih yang gue suka? Kok gue sering kecentilan sama banyak nama? Yah, walau nggak ada yang bertanya-tanya karena gue nggak sepenting itu, anggap aja ada biar bisa gue tulis begitu. Wk. CNBLUE tentu grup terfavorit gue, semacam tingkat teratas gitu. Di tingkat setelahnya ada banyak, dan WINNER salah satunya.

Saat mereka mengumumkan bakal konser di Indonesia, gue gegulingan di kasur macam orang gila. Begitu girangnya! Gue nggak ingat kapan benih cinta gue untuk WINNER mulai bertunas macam biji kecambah. Mungkin saat gue memutar 'Really Really' di Spotify sepanjang waktu sampai adek gue protes "Lagumu ini doang?" atau saat gue mulai ngikutin variety show New Journey to the West yang menampilkan kelakuan ogeb Mino. Yah, cinta memang sulit dijabarkan, walau nilai aljabar gue waktu SMA selalu bagus.

Seperti biasa, gue datang ke venue saat konser sudah akan dimulai. Dasar jompo, encok kalau berdiri lama. Saat WINNER muncul di panggung dengan lagu 'Empty', gue merasa emosi gue meletus macam balon hijau dor rupa rupa warnanya. Di bagian yang mestinya dinyanyikan Taehyun, sempat ada rasa rindu, tapi gue harus move on dari si mantan. Dengan kostum keren berwarna biru-putih, serasi dengan Tennis Indoor Senayan yang penuh nuansa biru-putih Inner Circle malam itu, gue merasa WINNER adalah jodoh gue karena biru adalah warna favorit gue. Penting gak?! Untungnya Tennis Indoor Senayan ini nggak terlalu besar, jadi WINNER terpapar nyata di depan mata gue. 

Yoon sang leader sekaligus member termuda, terasa paling akrab sama penonton karena paling sering berbicara. Bahasa Inggrisnya ternyata bagus, walau sering baca teks. Seperti biasa, artis Korea menggoda penonton dengan mengucapkan kalimat-kalimat Bahasa Indonesia. "Sayang, aku cinta kamu," kata Yoon dengan suara rendah menggoda macam nilai tukar rupiah. Maap dek, hatiku sudah untuk Mino. Hoony dan Mino lebih banyak diam, tapi sesekali bicara dengan Bahasa Inggris terbata-bata. Mana nih si Songgarak yang Bahasa Inggrisnya dapat nilai A di New Journey to the West Season 2,5?! Jinu si member tertua yang paling diam, sepertinya Bahasa Inggris dia paling nggak lancar, karena Yoon beberapa kali harus menjelaskan sesuatu ke dia dalam Bahasa Korea. Yoon bahkan sampe menjelaskan ke dia soal Jakarta yang terletak di Pulau Jawa. Ndak apalah, kamu tetap menghangatkan hatiku mz. Mereka semua berkali-kali ngomong "Mantul!" Heh ini siapa yang ngajarin sik?!

Sebelum sesi penampilan solo, sembari menunggu Mino bersiap, Yoon ngomongin Nasi Goreng dan Rendang di atas panggung, sambil ngajak-ngajak Hoony dan Jinu, walau dicuekin. Wk. 

Nyari temen ngomongin Nasi Goreng
Tibalah sesi penampilan solo, dengan Mino cintaku sebagai penampil pertama. Dia seolah-olah dikirim alam semesta untuk mewujudkan impian gue dengan membawakan 'Body' dan 'Turn Off the Light'. Ada satu kata yang agak menggelikan bagi gue dan entah apa definisi pastinya, tapi kata ini muncul pertama kali saat gue memikirkan soal Mino: Seksi. Kata itu mulai melekat karena 'Body' dan 'Turn Off the Light'. Padahal gue gak ngerti liriknya, tapi dua lagu itu terasa seksi banget. Kalo lagi kerja di kamar gue yang gerah, saat 'Turn Off the Light' diputar, gue berasa lagi meditasi di pegunungan saking seksi dan ademnya lagu ini. Mak! Kundak mau pergi dari sisi Mino! Beneran seksi saat ngebawain lagu ini! Help! My kokoro!


Yang kedua, ada Jinu yang ngecover 'Untitled, 2014' milik G-Dragon. Mentang-mentang GD lagi menjalankan wajib militer, lagunya dipinjam dulu ya! Jinu ini ternyata member paling cakep lho! Apalagi sekarang rambutnya warna hitam dan dibiarkan jatuh, macam cowok di Webtoon. Mulai bernyanyi di panggung utama, musik kemudian berhenti dan lampu mati. Saat lampu kembali menyala, ternyata Jinu udah pindah posisi ke ujung lidah panggung dan lanjut bernyanyi menyelesaikan lagu ini.


Selanjutnya ada Yoon, yang kemudian bisa gue konfirmasi bahwa dia adalah bias wrecker gue. Dia membawakan 'It Rains', lagunya waktu masih jadi penyanyi solo. Sungguh, vokalnya menyentuh kokoro gue yang sensitif ini. Dia juga sempat menyanyikan sedikit 'History' One Direction. Dalam hati gue memohon "Please abis nyanyiin lagu ini, jangan bubar kayak penyanyi aslinya!" Setelah itu, puncak penampilan solo dia. Dia ngecover 'Instinctively' Yoon Jong Shin, sambil main gitar! Rompi khas boybandnya dilepas, jadi cuma paket sleeveless t-shirt, tampilannya ala rocker banget! Ini dia yang noona suka!


Terakhir, ada Hoony sang rapper dan penari utama. Dari keempat penampilan solo, menurut gue penampilan dia paling seru, dengan lebih banyaknya efek lampu dan api-api (?) dengan punch yang bikin histeris. Dia sempat ngecover 'Ringa Linga' milik Taeyang. Super sekali guru besar The Big Dipper kita ini.


Saat membawakan 'Really Really', terjadi insiden kecil di panggung. Api di panggung sebelah kiri sempat berkobar cukup besar, hingga dua petugas gercep memadamkan. Insiden ini ternyata nggak ngaruh buat WINNER, karena mereka tetap lanjut berjoget ria dengan serunya.


Saat mereka sedang berganti kostum di balik panggung, di layar panggung ditayangkan semacam film pendek. Ceritanya keempat anak WINNER ini masih kecil, dan nonton TV, bahwa ada harta karun di suatu tempat. Kemudian mereka berkhayal, kalau nemu harta karun, mereka mau ngapain, ya?

Kemudian muncul skit yang kocak dan nyebelin.

Di skit khayalan Yoon, dia membayangkan kalau punya harta karun, dia akan bisa minum Yakult sepuasnya. Kulkasnya akan penuh Yakult. Saat dia ngapain aja, selalu ada Yakult. Siapa yang bertugas jadi Bu Yakult? Jinu. Di khayalan Jinu, dia ingin punya banyak baju. Tapi kocaknya, di adegan dia buka lemari, bajunya sama semua! Namun ada satu bajunya yang hilang dan dia teriak-teriak manggil emaknya, sampe emaknya nyariin baju itu. Siapa yang jadi emaknya? Yoon. 


Selanjutnya khayalan Mino. Dia berkhayal jadi pelukis kaya, dan Yoon menjadi asistennya. Dia sampai punya krayon khusus yang dibuat tahun 1971 (?). Dia mau melukis dan semuanya sudah disiapkan sama asistennya. "Modelnya udah siap belum?" kata Mino. "Tenang Pak, sudah!" kata Yoon. Saat pintu dibuka, dari kejauhan muncul siluet. Semakin dekat, siluet itu semakin jelas wujudnya. Ternyata itu Hoony dengan rambut pirang kuncir dua, menari dan berlompatan ceria. Kzl! Khayalan terakhir, khayalan Hoony yang menjadi CEO sebuah perusahaan. Kali ini Mino yang jadi sekretarisnya. Gaya Hoony macam chaebol sombong nyebelin tapi kaya. Saat Mino nyebutin jadwalnya untuk hadir di penayangan perdana Pororo, Hoony nyetopin dia. "Apa lo bilang? Pororo? GUE SUKA BANGET PORORO! AYO NONTON!" Kemudian mereka berdua bersikap ala anak TK. Gemes dan kzl wey!

Salut banget buat Inner Circle, fandom WINNER. Mereka tertib dan menyenangkan. Gak pake dorong-dorongan saat nonton. Meskipun gerbang telat dibuka, mereka gak ngamuk dan tetap mengantre dengan rapi. Saat member WINNER lagi berbicara, mereka diam dan mendengarkan. Paling merinding saat jeda menuju encore. Biasanya, penonton akan berteriak serentak untuk meminta encore. Berbeda dengan IC. Mereka menyanyikan chorus 'Movie Star' on repeat sekitar 7 menit sambil angkat banner bertuliskan 위너는 우리의 무비스타 (Winner is our Movie Star), lengkap dengan cahaya biru dari lightstick dan lightring, ditambahkan dengan lampu ponsel. Indah banget!


Tanpa aba-aba, WINNER langsung muncul dari bawah panggung dengan membawakan 'Don't Flirt'. Heyyy don't flirt apaan?! Kalian napas aja udah berasa flirting wey! Kali ini mereka tampil lebih santai dengan memakai kaus biru official mereka. Really Really dibawakan lagi. Tak apalah, ini lagu tercintaku. Di sesi ini, mereka lebih leluasa keliling panggung. Sebagai lagu terakhir, 'Everyday' kembali dibawakan, tapi kali ini versi remix. Seru banget! Lagu penutup yang sempurna! Mereka berlompatan mengajak penonton heboh sambil membuat kenangan indah malam itu. Gue tentunya heboh ikut jejingkrakan, nggak mau melewatkan momen.

Hampa rasanya saat harus menerima kenyataan bahwa konser telah selesai. Rasanya, malam itu jadi salah satu malam terbahagia gue. Konser itu jadi salah satu konser yang paling gue nantikan, sampai gue nggak bisa tidur di malam sebelumnya saking girangnya. Semakin indah kenangan konsernya, semakin sulit gue bisa move on


11 November 2018

Senyuman Menular Lee Jongsuk di Jakarta


Sebagai pecinta banyak oppa, hanya dua aktor yang menggelitik hati gue lebih dalam, yang bikin gue ikutan tersenyum saat melihat senyuman mereka: Park Bogum dan Lee Jongsuk. Tahun lalu, gue galau berkepanjangan karena melewatkan fan meeting Park Bogum. Tahun ini, gue bertekad nggak akan melewatkan fan meeting Lee Jongsuk, apalagi tahun depan dia akan menjalankan wajib militer.

Lee Jongsuk harus bertanggung jawab karena sering menggelitik kokoro gue! Sampai sekarang, gue masih suka senyum-senyum nonton adegan best moments dia di drama W, padahal udah jutaan kali gue nonton. Banyak drama dia yang lain, tapi W sungguh melekat di hati. Kalo di drama, dia hampir selalu jadi cowok manis, kadang kocak. Ternyata aslinya dia sangat pendiam. Banyak momen dia harus berpikir lama untuk menjawab pertanyaan dan diakhiri dengan jawaban "Gak ada." Yaelah mz! Di fan meeting ini juga diputar beberapa cuplikan momen favorit drama-drama dia, dan adegan favorit gue di W juga ada dong! Berkah besar rasanya, melihat adegan itu dengan kehadiran sang aktor di depan bola mata gue.


Telinga gue hampir berdarah mendengar jeritan saat Jongsuk membuka blazernya di atas panggung. Gue sih sok kalem, menjerit dalam hati aja.

Jongsuk sempat main piano dan nyanyi, tapi musik memang bukan bidang dia. Dia tampak gugup, main piano salah-salah hingga beberapa kali berdesah dan hampir berkata kasar. Waktu nyanyi tanpa bermain piano, suaranya juga bergetar. I respect him for trying.  Walau pendiam, dia ramah sama fansnya. Dia sering jawab teriakan-teriakan fans. Saat 9 fans terpilih untuk sesi permainan di atas panggung, dia meluk semua fans itu dong. My kokoro. Help.


Ini pertama kalinya gue ikutan fan meeting aktor. Cukup beruntung, gue dapat bangku di barisan pertama, walau di pinggir. Gak seperti konser yang heboh dengan nyanyian dan tarian, fan meeting ini lebih seperti talk show versi live. Ada momen gue merasa bosan dan mulai mengantuk, tapi Lee Jongsuk sedang ada di depan bola mata gue, jadi kuharus kuat. Nda mau rugi juga, tiketnya mahal. Wk. Yah, minimal senyuman menular yang biasanya hanya gue saksikan lewat layar, kini gue bisa ketularan langsung.



Di akhir acara, kategori tiket yang gue beli mendapat benefit hi-touch (tos-tosan sepermili detik). Saat tiba giliran gue, rasanya seperti mimpi. Wajahnya mulus banget astaga, pengen nanya dia pake krim apa. Dia juga berusaha menatap wajah fans yang sedang tos sama dia, jadilah gue kebagian tatapan Jongsuk, juga senyuman dia yang sangat menular itu. GUE DISENYUMIN JONGSUK! Gue berusaha khusu' merasakan tangan Jongsuk menempel di tangan gue.

Dingin, lembap dan tipis.
Begitulah tangan Jongsuk.

Jongsuk sempat bermasalah dengan imigrasi yang menyebabkan kepulangan dia dan timnya ke Korea tertunda. Sebenarnya bukan Jongsuk yang bermasalah, tapi promotornya. Dia sempat ngepost di Instagram (kemudian dihapus), yang diakhiri dengan "Mak, hari ini gue pulang telat ya!" Duh oppaku sayang!


Omong-omong, ada satu mbak (berserta teman-temannya) di belakang gue yang ngedumel sepanjang acara. Masalahnya? Menurut dia, omongan MC terlalu panjang. Dia heboh teriak-teriak "WOY MBAK KEPANJANGAN!" "JANGAN NGOMONG MULU MBAK!" ke MC, juga banyak kalimat lainnya. Ada satu momen senyap dan sang MC mendengar teriakan itu, kemudian sekilas tertunduk. Hati gue ikutan pedih. So rude and disrespectful! Gue malah respect dengan sang MC karena menurut gue, celotehan dia justru mengisi kekosongan acara. Lee Jongsuk orangnya pendiam dan jawabannya pendek-pendek. Bayangkan, kalau Jongsuk diam, celotehan MC juga sedikit. Apa yang terjadi? Bayar mahal cuma buat liatin Jongsuk bernapas?! Namun pertanyaan-pertanyaan yang diberikan MC memang kurang bervariasi. Kebanyakan soal "Apa sih persiapan..." dan "Apa bedanya sih..." Yah semoga next time dia lebih kreatif.

Dear mbak yang ngedumel sepanjang acara, aku kasian sama kamu, mbak. Pulang dari acara fan meeting, kenanganku penuh dengan senyuman menular dan tangan dingin Jongsuk. Kalau kamu, kenanganmu pasti penuh dengan omelan soal "MC yang ngomong melulu" ya? 

Ketemu Anne-Marie, Alan Walker dan Ngobrol Bareng Slot Machine

Selain Stray Kids, gue juga bertemu Anne-Marie, Alan Walker dan Slot Machine di Spotify on Stage 2018 lalu. Biarkan si gadis baper ketemu artis ini mengenang momen hari itu.

Anne-Marie


Anne-Marie, yang gue kenal karena Monde ngefans berat dan selalu menyanyikan lagunya saat karaokean, menjadi tamu pertama di konferensi pers pagi itu. Pagi menuju siang sih, soalnya perut gue mulai lapar. Ehehe. Kesan pertama gue tentang orang ini: menyenangkan banget!

Dia banyak ketawa-ketawa renyah, dan gue gemas banget dengar tawa dia. Naksir! Dengan sebagian besar lirik lagunya yang relatable sama kehidupan nyata, Anne-Marie humble banget. Dia cerita, dia ingin fansnya menganggap dia sebagai manusia biasa, bukan manusia istimewa. Dia pengen sesekali nongkrong bareng fansnya. Oh iya, dia juga awkward saat berpose untuk dipotret, persis kayak gue.

Gemas!
Walau nggak tahu lagu-lagunya selain yang sering dinyanyikan Monde, saat konser, ternyata banyak lagunya yang familier! "Oh, ini lagu dia?!" Berkali-kali gue ucapkan Ke Monde.

Slot Machine


Slot Machine adalah band rock asal Thailand. Gue baru dengar nama Slot Machine beberapa hari sebelum hari H, dan baru dengerin lagunya H-1. Ternyata lagunya enak! Gue jadi menantikan penampilan mereka di Spotify on Stage. Kata Tae, teman Thai gue, band ini terkenal banget di negeri asalnya. Di konferensi pers, jawaban mereka pendek-pendek, yang cukup bikin deg-degan karena setelahnya, gue akan mewawancarai mereka. Mungkin karena Bahasa Inggris yang agak terbatas. 

Gue dapat giliran wawancara pertama. Saat masuk ruang interview, semua keresahan gue lenyap karena mereka menyambut gue dengan ramah sambil berjabat tangan, dilanjutkan ngobrol ringan soal Nasi Padang sebelum wawancara. Foet sang vokalis paling sering jawab pertanyaan, Gak sang bassis melengkapi jawaban dengan semangat, Vit sang gitaris hanya senyum-senyum semringah dan penuh keramahan. Gak yang awalnya gue kira serem, ternyata malah paling ceria saat menjawab, apalagi waktu dia cerita soal pengawalan waktu tiba di Jakarta. Kegugupan gue sebelum interview ternyata gak ada gunanya. Saat interview, jawaban mereka panjang, dijawab dengan antusias, lengkap dengan logat Thailand yang kental. Ternyata mereka menyenangkan. Gue hanya dikasih durasi 10 menit  untuk wawancara, jadi gue harus menyudahi obrolan singkat itu. Foet bilang, “Lho kok udahan? Rasanya baru sebentar!” I wish we could talk for hours! Kami pun bertukar bahasa. Mereka mengucapkan “Terima kasih”, gue mengucapkan “Kapunka” (Entah gimana ejaannya). Saat mau foto, mereka ngajarin gue berpose pake simbol segitiga mereka yang artinya wisdom.


Di acara konser, mereka jadi penampil pertama dan ternyata seru banget gila! Mereka jago bikin penonton ikutan heboh. Aksi panggung mereka enerjik dan seru parah. Suara vokalisnya menggelegar, tinggi gilak! Semua penonton jadi ikutan heboh, gak nyangka band yang sebelumnya namanya asing, kini bikin penasaran.

Simak obrolan gue dan Slot Machine di sini.


Alan Walker


Dari ruang wawancara, gue bergegas kembali ke ruang konferensi pers, khawatir melewatkan giliran Stray Kids. Ternyata konferensi pers belum dimulai lagi usai lunch break. Beberapa menit kemudian, Alan Walker masuk ke ruang konferensi pers, berjalan tepat di depan gue. 

Kutuklah gue sesuka hati karena kalau disuruh nyebutin lagu-lagu Alan Walker, gue nggak akan bisa jawab. Waktu pertama kali lihat logo Alan Walker pun, gue kira itu logo Sleeping With Sirens. Gue tahu ada DJ terkenal bernama Alan Walker, tapi gak tahu lagunya yang mana aja. Gue baru beneran dengerin karya dia waktu dia berkolaborasi sama Lay ‘EXO’ di lagu Sheep. Di konferensi pers, pikiran gue fokus pada, "Dia nggak nyesek selalu pake masker?" Kurang berfaedah memang. Dia sempat cerita, setiap dia ke Indonesia, senang rasanya banyak yang pakai merchandise dia, di jalanan pun banyak yang pakai. Andai dia tahu... the power of bajakan.


Di Spotify on Stage, dia tampil terakhir. Gilak! Gue akhirnya tahu kenapa dia segitu terkenalnya. Panggungnya keren parah! Lagu-lagunya pun ternyata familier. Lightingnya jutaan kali lebih keren daripada artis-artis sebelumnya. Crowdnya rame, seru, tapi gak rusuh kayak.... ah sudahlah. Sayangnya gue sudah terlalu capek karena mengikuti rangkaian acara ini sejak pagi. Saat orang-orang berpesta ria, gue ngumpet di pojokan, di samping tong sampah. Gue pun sadar, gue memang gak cocok jadi anak party. Baru jam 10 malam, rasanya gue udah pengen ngumpet dari dunia. Tapi serius, penampilan Alan Walker keren menuju puncak!

09 November 2018

HIGHLIGHT di K-Content Expo 2018: Cinta Kami Terhalang Jimmy Jib

Gak punya foto cakep, yaudah minjem foto official acaranya aja.
Di sela-sela pekerjaan sore itu, gue mengistirahatkan mata dan jari dari laptop, dan langsung buka media sosial di ponsel. Istirahat gue sungguh nggak berfaedah. Saat buka twitter, banyak yang membicarakan Highlight. Jiwa kepo dan kegembiraan gue memuncak. Ternyata Highlight akan ke Indonesia.

Zaman dahulu kala, siapa yang gak kenal Beast. Entah karena emang mereka terkenal atau karena gue temenan sama Imah dan Echie. Selain dari mereka berdua, perkenalan gue dengan Beast pertama terjadi saat Yang Yoseob rilis 'Caffeine' bareng Yong Junhyung. Ena! Lagi-lagi, gue curhat ke Echie. Tapi yaudah, cuma satu lagu itu aja.

Beberapa tahun kemudian, mereka ganti nama jadi Highlight. Gak langsung ngefans, gue cuma suka banget lagu mereka, 'Calling You'. Lanjut dengerin 'Plz Don’t Be Sad'. That’s it. Gue menemukan oppa baru. Kemudian nonton drama Monstar, hati gue tergelitik Junhyung, walau di drama itu dia banyak gaya. Nonton Circle: The Two Worlds, "WHO IS THIS FINE MAN IN WHITE?!" Ternyata itu Gikwang. Nonton Dangerous Beyond the Blanket, suka Junhyung lagi, karena dia kalem dan perhatian banget sama Kang Daniel adequh. Nonton Why Not: The Dancer, suka Gikwang lagi. Kini nonton Dancing High, Gikwang manis dan baik hati banget sama anak-anaknya. Jadi bias gue siapa?!

Keceriaan gue sempat terpatahkan saat tahu tiket konser ini nggak dijual, pure keberuntungan dan niat. Ada banyak "challenge" yang harus dilakukan untuk nonton mereka. Berhubung gue anaknya malas, yaudah, gue rela nggak nonton. Ternyata iLotte mengumumkan cara baru. Unduh aplikasi mereka, buat akun, dan absen setiap hari. Okelah, kalau itu bisa gue lakukan. Setiap bangun jam 9 pagi, gue langsung buka aplikasi iLotte untuk absen, mengharapkan keberuntungan. Sampai pengundian terakhir, nama gue nggak pernah ada di daftar pemenang. Alam semesta suka nggak terduga. Gue akhirnya dapat tiket untuk mewakilkan Creative Disc. Macetnya Bekasi-Kasablanka rela kulalui!

Di K-Content Expo ini, sebagai artis yang paling dinantikan, Highlight tampil terakhir dan jeritan massa lebih menggelegar. Mereka tampil cuma berempat, karena Doojoon lagi wamil. Ini pun mungkin terakhir kali mereka ke Indonesia sebelum semuanya selesai wajib militer. Gue yang tadinya sok kalem, ikut kecentilan karena dua lagu favorit gue, 'Calling You' dan 'Plz Don’t Be Sad', dibawakan.

Sayangnya, mereka cuma bawain tiga lagu. Selama tiga lagu, yang kurang lebih cuma 15 menitan, gue puas-puasin menyenangkan bola mata dengan memandangi Gikwang dari jauh, walau cinta kami terhalang Jimmy Jib. Namun bola mata gue juga sering tergelincir ngeliatin Junhyung. Ya gimana dong, masih ada rasa! God forgive me karena melupakan Yoseob dan Dongwoon.

Waktu Junhyung ngomong, Gikwang sempat ke belakang Junhyung dan senyum-senyum menggoda, semacam ngasih kode ke gue, “Pilih aku aja, jangan Junhyung.”



Ada satu hal yang bikin gue terus mengutuk diri sendiri. Di perjalanan pulang, rasanya ada yang mengganjal. Di area festival, disediakan meja bagi penggemar yang mau nanya sesuatu ke Highlight. Gue pikir pertanyaan itu akan dijawab saat konser, tapi ternyata nggak ada sesi tanya-jawab. Rupanya, di siang sebelum acara konser, mereka ada acara minifanmeeting di atrium utama Kota Kasablanka. Syit. Gue baru ingat.

"I really wanna sleep, sleep tight~"

Tapi...

Dasar ogeb!

Selain HIGHLIGHT, ada Snuper, Lovelyz, KARD, Lyn dan Calvin Jeremy juga yang ikutan tampil. Berhubung gue lagi sok sibuk tapi pengen ngeblog tapi sibuk tapi...

Ah sudahlah.

Yuk baca tulisan gue soal acara ini di CreativeDisc.com.

Ketemu Stray Kids di Spotify on Stage 2018


Bohong kalau gue bilang nggak pengen ketemu Stray Kids, seperti gue bertemu Taeyong NCT di Spotify on Stage tahun lalu, walau hanya beberapa detik. Gue memang nggak begitu tahu soal Stray Kids, cuma tahu beberapa membernya, tapi 'My Pace' yang menempel terus di otak dan Bang Chan yang lucu banget waktu jadi MC episode kelulusan Jae DAY6 di After School Club, tentu gue penasaran soal mereka.

Saat press conference artis pengisi acara lain, anak-anak Stray Kids bolak-balik ruang preskon, yang cukup bikin gemas. Saat akhirnya giliran press conference Stray Kids, kami diberi tahu bahwa kami dilarang merekam dan motret sampai sesi pemotretan di akhir acara, padahal gue udah nyiapin kamera buat merekam momen kedatangan mereka! Namun gue pikir, ya udahlah, ini saatnya gue memanjakan mata dengan memandangi mereka. Anak-anak JYP Entertainment ini dapat giliran hampir terakhir, di puncak jam ngantuk. Hati yang merindukan kasur langsung ceria melihat mereka. Disediakan 5 bangku tinggi dan 2 sofa untuk 4 orang. Berpakaian nuansa putih, mereka dengan malu-malu memasuki ruang preskon, yang disambut jeritan tertahan beberapa wartawan yang ternyata ngefans mereka. Gue? Gue juga ingin heboh, tapi gue anaknya jaim gaes! Teriaknya dalam hati aja.

Saat semua member udah duduk, Bang Chan masih berdiri dan agak bingung cari tempat duduk. Dia akhirnya jatuhin badan ke Felix supaya Felix geseran dikit, sambil ketawa-ketawa dan merangkul Felix. Di mana posisi duduk Bang Chan? Tepat di depan gue! Terima kasih, alam semesta.



Setiap mereka ngejawab pertanyaan, berhubung gue nggak ngerti bahasa mereka, gue memanfaatkan waktu untuk mengalokasikan beberapa detik menatap setiap member sambil nunggu interpreternya nerjemahin, in case nanti gue jadi ngefans berat sama mereka. Yes, waktu ketemu Taeyong tahun lalu, gue nggak begitu tahu NCT. Beberapa bulan kemudian, NCT masuk dalam daftar grup kesayangan gue. Makanya, saat ketemu Stray Kids ini, gue harus memanfaatkan momen, biar nggak menyesal nantinya.

Gue sempat ketemu pandang dengan dua member, yang cukup bikin tersipu malu tapi emesh.

Felix dan Woojin.

Gue sibuk nyatat terjemahan sang interpreter. Saat selesai mencatat, gue kembali menatap ke arah Stray Kids. Ternyata Felix lagi melamun ke arah gue. Ke arah tas gue, tepatnya. Saat dia sadar gue ngelihat dia, dia langsung mengalihkan pandangan. Si dedek tercyduqh!

Selanjutnya, gue yang tertangkap basah. Seperti yang gue bilang tadi, gue mengalokasikan beberapa detik untuk menatap dalam setiap member. Semoga nggak terdengar creepy. Saat gue menatap Woojin, dia nyadar, dan balik melihat gue. Gue langsung mengalihkan pandangan. Kokoro gue memang suka gak kuat. Selanjutnya gue menatap Bang Chan sambil mengirimkan sinyal-sinyal cinta, eh ternyata dia nggak peka. So sadlah!

Di akhir preskon, kegemasan gue pada anak-anak ini meningkat. Untuk sesi pemotretan, bangku dan mikrofon mereka harus disingkirkan. Chan dan satu member lain yang gue lupa siapa, sibuk ngumpulin mikrofon mereka untuk diserahkan ke panitia, selagi member lain, gue hanya ingat Felix, sibuk angkat bangku. Mereka gotong royong angkat-angkat bangku sendiri! Astaga gemas banget! Panitia acara sampe pada kaget dan nyuruh mereka turunin bangkunya, tapi mereka tetap angkat bangkunya ke samping panggung. 


Saat mereka berpamitan dan akan meninggalkan ruang preskon, beberapa wartawan cewek mulai berani manggil-manggil nama mereka dan mereka dadah dadah dengan ramah. Gue pengen teriak panggil Chan, tapi dia pergi duluan. Huks! Cuma Han yang sempat melirik ke gue. Setelah itu, segalanya terasa seperti mimpi.