25 May 2018

Manila, Saudara Dekat Jakarta Minus Semprotan Cebok



Kalo biasanya gue cerita soal mendadak ngonser, kali ini gue bakal cerita soal mendadak ke luar negeri. Hidup gue semengejutkan itu. Ditawarin H-1 yang langsung gue terima tanpa mikirin apapun tugasnya, masih harus nunggu kepastian kabarnya, gue baru dikasih tiket di Hari H, packing hari itu juga, malamnya berangkat. 

Jadi ada hal ajaib di balik keberangkatan gue. Hari sebelum gue dikabarin bakal ke Filipina, gue iseng shopping (shopping aja iseng!) di Uniqlo mall dekat rumah, saat ada kaus diskonan. Tadinya gue nggak ada niat untuk beli, tapi tiba-tiba gue kepikiran "Wah lumayan nih kausnya tipis, cocok untuk traveling di Asia Tenggara." Namun gue berusaha rasional, gak mau beli karena negara tujuan gue selanjutnya adalah negara yang hopefully akan gue kunjungi saat musim gugur, jadi gue perlu pakaian hangat. Saat udah mau meninggalkan toko, gue tiba-tiba kepikiran lagi tuh "Ah beli aja deh, siapa tau tahun ini bakal traveling lagi keliling Asia Tenggara." Selain negara bermusim gugur itu, gue emang pengen banget ke Vietnam gara-gara nonton New Journey to the West.

Oke, balik lagi ke Manila.

Gue berangkat bareng Mbak Eja, orang Universal Music Indonesia. Selama di Manila, gue nggak banyak ke tempat wisata, karena emang bingung juga, di kota ini nggak ada yang spesial. Sungguh. Gue nggak berasa ke luar negeri. Sebenarnya gue pengen ke kota tua di Manila, Intramuros, tapi setelah dipikir-pikir, gue takut terjadi hal yang tak diinginkan dan akhirnya malah merepotkan orang banyak, karena tujuan utama gue kan emang untuk menjalankan tugas, bukan sekadar jalan-jalan. Btw, sebelum berangkat, gue agak khawatir bakal awkward sama Mbak Eja, karena tahulah, gue anaknya awkward sama orang baru, sekaligus sering memberikan reaksi manusiawi yang aneh (?) Ternyata nggak sama sekali. Di waktu luang, karena selera yang berbeda, Mbak Eja yang lebih suka belanja dan gue yang lebih suka berkeliaran tanpa tujuan, kami sepakat untuk jalan sendiri-sendiri aja.

Gue bingung harus cerita kayak gimana, jadi gue bakal nulis hal-hal baru yang gue temukan di Manila aja.


Bukan di Sarinah.
Lalu lintas

Lalu lintas di Manila mirip banget sama Jakarta! Macetnya, sama. Motor berhenti di zebra cross saat lampu merah, sama. Orang suka nyeberang sembarangan padahal di jarak beberapa meter ada zebra cross atau jembatan penyeberangan, sama. Yang berbeda, kendaraan lebih menghargai pejalan kaki. Di Jakarta, pejalan kaki harus beneran waspada, apalagi saat nyeberang, karena bukannya pelan-pelan bahkan berhenti, kendaraan malah semakin ngebut. Jalan kaki di Jakarta memang menantang maut. Nah, di Manila, kendaraan kenal yang namanya rem saat lihat pejalan kaki. Entah berapa kali gue dan Mbak Eja yang masih bermental Jakarta, berhenti saat ada mobil mendekat, padahal mah mobilnya pasti berhenti saat ada yang nyeberang.

Sandara Park is queen!

Entah udah berapa ratus banner yang gue lihat, isinya ada Sandara Park. Sandara memang tinggal di Filipina, dan setelah namanya besar di Korea Selatan, tampaknya dia jadi kebanggaan nasional. Bahkan saat gue ngobrol sama orang Universal Music Filipina soal K-pop, dia dengan bangga bercerita tentang Sandara Park.


Kebanggaan nasional: Jollibee

Setiap beberapa meter, Jollibee pasti ada. Dan selalu ramai. Ini gerai ayam goreng lokal macam KFC, tapi jumlahnya bahkan lebih banyak daripada KFC atau McD. Harus banget dong gue cobain! Ternyata bener, ayamnya lebih enak daripada di gerai-gerai ayam goreng asal Amrik. Biasanya, gue selalu sedih dikasih potongan dada ayam. Kali ini, gue tetap berbahagia makan dada ayam, karena dagingnya empuk, gak keras seperti kodrat dada ayam goreng lainnya. Cuma kurang saos sambel aja, dan mereka makannya tetap rapi, lengkap dengan sendok-garpu :(


National pride: Check.
Yesus ada di mana-mana

Sebagai negara mayoritas beragama Kristen, Yesus ada di mana-mana. Di beberapa persimpangan, ada patung Yesus dan narasi tentang bagaimana rakyat Filipina layak diselamatkan oleh Yesus. Jeepney dan bus juga banyak yang bergambar Yesus atau bertuliskan kutipan-kutipan Alkitab. 

Senjata api di mana-mana

Bukan cuma Yesus yang ada di mana-mana. Senjata api juga. Petugas penyeberangan aja selalu siap sama senjata laras panjang. Satpam pusat perbelanjaan pun begitu. Oke, gue baru belajar bahwa senjata api memang diperdagangkan dengan bebas di Filipina, walau ada syarat khusus untuk orang yang boleh punya senjata api, seperti usianya harus di atas 21 tahun, harus ikut pelatihan dan kursus keamanan senjata api, juga bermacam uji kelayakan. Walau para petugas itu tampak sangar dengan senjata laras panjangnya, saat gue nanya arah, mereka masih menjawab dengan ramah, bonus senyuman.

Penulisan jam

Sebagai manusia yang suka bingung "12 AM" itu maksudnya 12 malam atau 12 siang, penulisan jam di Filipina sangat membantu gue. Mereka nulisnya "12 mn". Midnight. Sungguh cerdas!

Jalan dan berdiri di eskalator sebelah kanan

Kalo lagi di eskalator, orang harus berdiri di sebelah kanan, karena sebelah kiri itu untuk orang yang buru-buru. Gue suka banget sama peraturan begini. Tapi orang Filipina belum setertib itu, masih banyak yang melanggar soal aturan berdiri di eskalator ini. Tapi soal aturan sebelah kanan di jalanan, orangnya lebih tertib. Hampir semuanya konsisten berjalan di sebelah kanan, walau gue sering roaming, tiba-tiba melipir ke kiri.


Emesh anedhz.
Orang Filipina suka buku catatan

Walau nggak suka belanja, saat lihat toko buku, gue pasti masuk. Yang biasanya penuh kerumunan bukannya rak buku bacaan, tapi rak buku catatan. Emang sih buku catatan di Filipina itu lucu-lucu banget! Btw, rak buku bacaan di Filipina itu berantakan! Di empat toko buku yang gue datangi, gue nggak tahan berlama-lama. Pusing. Berantakan.


Nope.
Cuek berpakaian

Ini nih enaknya! Semua orang cuek berpakaian. Buset dah, di Jakarta aja, saat gue pake kaus lengan panjang dan celana jins panjang, masih aja ada gerombolan abang-abang yang suit-suitin sambil ketawa-ketawa. Belum lagi banyak yang justifikasi dengan kalimat "Lelaki 'kan kodratnya suka mandangin cewek," atau "Salah sendiri ceweknya berpakaian seksi, wajar kalo..." HELLAAAAWWW! Silakan bercelana gemes atau berpakaian tanpa lengan di tempat umum saat di Manila. Nggak ada tuh yang memandang nakal atau menghakimi. Gue pun cuma berani pake baju berpotongan dada rendah kalo lagi di luar negeri. Cleavage game is strong with this one!

Masuk mall harus antre

Agak syok waktu masuk Robinsons Galleria Ortigas, karena antreannya panjang! Ternyata antrean panjang karena emang tas setiap pengunjung diperiksa dengan seksama.

Saudara terdekat Indonesia

Kalo ada yang bilang orang Indonesia itu mirip Malaysia atau Thailand, trust me, dibilang mirip orang Filipina jauh lebih cocok! (Macam gue udah ke banyak negara aja!) Bukan hanya soal fisik, tapi juga soal kebiasaan. Beberapa hal yang mirip? Suka nyeberang sembarangan. Suka duduk gerombolan di tangga umum. Abis makan di gerai makanan cepat saji, nggak dirapiin lagi. Gelantungan di Jeepney.


Setelah bayar di kasir, dikasih ini. Kalo nyala dan bergetar, tandanya makanan udah siap. Oke. Gue norak. Maapin.
Nggak sesulit itu nyari makanan halal

Di mall-mall udah ada The Halal Guys lho! Di Manila juga banyak restoran India dan Arab, yang biasanya memang halal. Biasanya. Makanya tanya dulu!

Nggak ada semprotan cebok!

Ini yang paling bikin gue tersiksa! Sesuai kebiasaan orang Indonesia, wajib dong cebok pake air!  Gue nggak bakal memperhalus bahasanya. Cebok, it is. Nah, ternyata di Filipina susah banget nemu semprotan cebok. Di hotel tempat gue nginep, yang bintang lima dan ngehits gela itu, nggak ada semprotan cebok! Walau gue udah bawa tisu basah sebagai peralatan tempur, tetap aja rasanya nggak lengkap. Aku manusia kotor. Bahagia luar biasa waktu mau pulang, di Ninoy Aquino Airport ternyata ada semprotan cebok dong! Gue jadi bertanya-tanya, buat orang yang lama tinggal di luar negeri tanpa semprotan cebok, seriously, HOW DO YOU SURVIVE?!

Selama di Manila, gue dan Mbak Eja lebih sering naik Grab, karena waktu jalan-jalan kami mepet, terselip di waktu kegiatan HRVY. Harganya cukup murah, sama aja kayak di Indonesia. Tapi waktu kami pulang dari SM Megamall sekitar jam 8 malam, dengan kondisi badan remuk dan tentengan berat, semua Grab seakan lenyap dari peradaban. Jadilah kami terseok-seok jalan kaki kembali ke hotel.


Oh iya, kami sempat ke restoran Persia di seberang hotel, mesen kebab, dengan harapan kebabnya bakal heboh kayak yang dijual di Indonesia. Mas restorannya agak heran waktu kami bilang nggak usah pakai nasi. Eh ternyata...


Kebab. Mirip sesuatu. Jadi kangen kucing gue! :(
Manila memang bukan kota favorit gue, tapi dilihat dari kecuekan penduduknya atau keamanan kotanya secara umum, kota ini jelas sedikit lebih maju daripada Jakarta. Apalagi banyak papan iklan bergambar idola Kpop, noona kan jadi girang!

Ketemu Monsta X di SM Megamall!

21 May 2018

Sehari++ Bersama HRVY di Manila


Dear younger me, you must be proud of me right now.


Waktu SMP, gue sempat bermimpi jadi wartawan musik karena gue pengen banget nonton konser dari depan barikade, tepat di depan panggung. Impian itu terwujud tahun 2012, di konser Secondhand Serenade di Jakarta. Enam tahun kemudian, gue sudah melalui lebih dari sekadar nonton konser di depan barikade. Gue bahkan udah mencapai level makan malam satu meja sama musisi internasional. Yes, I'm bragging right now. Not to you, my dearest readers, but to my younger self.


16 Mei lalu, gue mendadak berangkat ke Manila untuk mewawancarai HRVY, artis baru asal Inggris yang ketenarannya dimulai dari YouTube dan Musical.ly. Sejujurnya, gue nggak tahu siapa itu HRVY dan gue baru dengerin lagu-lagunya sehari sebelum berangkat. Setelah ketemu langsung sama HRVY, gue bersyukur, karena ternyata anaknya seru, jadi ngga ada momen canggung. 

Konferensi Pers


Asyiknya, gue menginap sehotel (sehotel, bukan sekamar!) sama HRVY, jadi untuk ke ruang preskon, gue cuma harus turun ke lantai bawah, ke ruang meeting. Mungkin gue juga bisa ikutan dia ngegym karena tiap pagi dia selalu ngegym di hotel, tapi rasa sayang gue sama kasur empuk jauh lebih besar. Awalnya gue merasa agak nervous, apalagi gue satu-satunya perwakilan Indonesia dalam rangkaian promosi HRVY di Manila. Saat ke pelaminan meja preskon, wah hilang semua kecanggungan gue. Anaknya seru, ceria ala bocah gitu. Gue duduk paling depan biar diperhatiin bu guru dapat syut bagus buat Instagram, karena tugas utama gue memang ngepost segala kegiatan dia di Instagram. Gue tahu anak ini nggak jaim waktu ada yang nanya, dia mau berkolaborasi sama siapa? "Sama Ed Sheeran, soalnya sama-sama orang Inggris." HADEH!

Wawancara


Bisa dibilang, ini tugas utama gue di Manila. Gue dikasih waktu 20 menit untuk bergembira bersama dek Harvey. Biasanya, saat akan interview artis, gue selalu berdebar dan gemetaran. Tapi kali ini nggak sama sekali! Well done, me! Mungkin karena HRVY yang udah seru sejak awal, jadi gue cuma berasa mau ngobrol sama dedek temen aja. Dia ceria banget waktu Mbak Eja bilang kalo kami dari Indonesia. "You came all the way from Indonesia? No way! Thank you!" kata dia. Sebelum interview dimulai, gue sedikit "briefing" sama dia, bilang kalo interview ini bakal live di Instagram, dan kita bakal main sedikit games. "Kalo gitu duduknya deketan aja, biar suaranya kedengaran." kata dia sambil narik bangku. Anak internet sejati mah udah paham ya.


Walau gue udah nyiapin daftar pertanyaan, ternyata gue lebih banyak improvisasi, karena serius, ini nggak berasa wawancara, lebih berasa ngobrol sama teman sepermainan, walau dia selalu menatap kamera hp saat menjawab pertanyaan. Di awal interview kami bahkan tos-tosan, dan gue nggak ingat siapa yang memulai itu. Anak ini ternyata gombal dan savage! Dia sempat cerita gimana dia kesel sama temennya yang berhasil dapat peran utama di drama sekolah, sedangkan dia cuma jadi pemain pendukung. "Padahal dia nggak bisa nyanyi." katanya. Dia pun cerita banyak soal kejadian-kejadian memalukan dalam hidupnya! Lihat video dan transkrip lengkap obrolan kami di web Creative Disc ya guys! Klik di sini.

Btw, dia sempat minta diajarin ngomong Bahasa Indonesia, dan ternyata susah banget, dia sampe heboh sendiri! Dia minta diajarin bilang "I love you" dalam Bahasa Indonesia. Itu agak susah buat dia, tapi ternyata berhasil. Setelah itu, dia diajarin ngomong "Selamat puasa!" Suer, ini heboh. Videonya cuma 4 detik, tapi dia belajarnya hampir 2 menit!  "I'M SO BAD AT THIS!!!" Akhirnya, dia berhasil. "Selamat puYasa!" Okelah dek.

Satu harapan gue: I really wish I could stop giggling when I don't know how to react.

Makan Malam

Awalnya gue nggak tahu kalo bakal diajak dinner. Kalo tahu, mungkin gue bakal berpenampilan begini:


Gue bareng Mbak Eja, dua orang Universal Music Filipina, empat penari latar HRVY yang gue nggak tahu namanya dan Chris (giliran ini, namanya ingat!), videografer HRVY, tiba duluan di restoran. Nggak lama kemudian, datanglah orang Universal Filipina yang lain, juga HRVY dan manajernya. Saat ngeliat gue dan Mbak Eja, Harvey langsung dadah-dadah omg cute banget adequh! Posisi gue dan HRVY tepat di tengah meja, hanya terpisah satu orang. Gue, Mbak Eja, satu mbak Universal Filipina yang nggak gue ingat namanya, lebih banyak ngobrol sama Chris dan para mbak-mbak penari latar. Btw, 1 penari ini ada yang mirip Pixie Lott, ada 1 yang mirip Zoella juga! Kubahagia! Kami lebih banyak "menginterogasi" Chris yang seorang vegan, karena dia agak susah kalo mau makan, apalagi di Asia. "Don't feel sorry me, it's my choice." kata Chris. Sweet banget mak!

Di sini, kami disajikan makanan khas Filipina, yang ternyata nggak beda jauh sama makanan Indonesia. "This is some kind of vegetables with coconut milk. Try it, you will like this." kata mbak sebelah gue. Gue cicipin. Ternyata enak banget. "Itu apa?" kata Mbak Eja. "Sayur daun singkong!" bisik gue. Chris dan para mbak penari agak syok waktu lihat ikan yang digoreng utuh. Gue mah seneng yak dikasih ikan goreng! 

Salah satu makanan khas yang emang tampak agak aneh yaitu tofu, di atasnya ada telur bitan (telur warna hitam yang biasa di masakan Cina) dan udang. Di konferensi pers, Harvey banyak gaya banget bilang "Gue pengen nyobain balut! Plz kasih gue balut!" eh di sini, dikasih tofu aja dia salting! Dia dan Chris saling memberi tatapan "lo duluan gih!", gue dan mbak sebelah memberi dukungan moral untuk mereka. Harvey akhirnya memberanikan diri makan segigit. "It's good!" tapi setelah itu, tofunya nggak disentuh lagi dong! Dia akhirnya cuma makan babi kecap, entah apa namanya.


"Lo ngefans dia gak?" bisik Mbak Eja. Gue jadi kepikiran. Syukurlah gue nggak ngefans dia, karena kalo gue ngefans, mungkin gue udah nggak kuat pegang sendok. Bayangkan kalo Troye Sivan yang duduk dan makan malam di sebelah gue?! Malam itu, Harvey pulang duluan karena sepertinya dia udah ngantuk berat, sedangkan rangkaian kegiatan dia masih panjang. Yang gue sesalkan di sini, kami lupa foto rame-rame!

Konser


Serius, crowd Manila seru banget! Nggak heran banyak artis yang lebay kalo abis konser di Manila. Yang gue suka, fans-fansnya heboh ikutan nyanyi, bukan cuma menjerit histeris. Yah, yang annoying juga tetap ada, kayak bawa poster besar atau foto pake tablet. Namun secara umum, mereka seru kok! Awalnya, penonton cuma nonton sambil duduk. Di lagu kedua, HRVY minta penonton maju untuk berdiri pas di depan panggung, jadinya semua bangku itu terabaikan. Sungguh dek HRVY sayang fans!

HRVY beneran jago gombal. Entah berapa kali dia ngedip ke arah fans, nunjuk-nunjuk fans biar berasa spesial, bahkan blowing kisses. Rasanya ingin sekali gue kepedean juga, tapi gue lebih sibuk bergerilya ke sana-ke mari sambil live report. Di konser ini dia banyak pamer kemampuan dance, duh makin gemes liatnya!


Setelah konser selesai, ada sesi fan signing. Selama sesi tanda tangan, fans dilarang selfie atau meluk HRVY, karena antreannya emang panjang. Malah ada fans yang nitipin hapenya ke gue, biar gue rekamin pas dia face-to-face sama idolanya. Fans Manila sungguh beruntung. HRVY tampil tiga kali di Manila. Di dua show, ada Meet and Greet dan fan signing. Semuanya gratis, cuma harus beli merchandise. Kurang dimanjakan apa coba sama HRVY?!

(Read my review on Creative Disc: HERE)

Dari yang awalnya nggak kenal sama HRVY, sekarang gue ngerti kenapa Harvey ngehits banget di media sosial. Anaknya emang ramah banget, jago gombal pulak! Ini udah beberapa hari gue pulang dari Manila, tapi di telinga gue masih terngiang "Like yeah... she gon' mess with your head, oh yeah... and she'll flirt with your friends oh yeah~"

13 May 2018

Menertawakan Diri Sendiri: K-pop


I'm feeling so energetic~

Post kali ini sesungguhnya nggak berfaedah, guys. Gue cuma ingin menertawakan diri sendiri. Diri gue tiga tahun lalu yang anak pop-punk berdedikasi, yang wallpaper ponselnya foto vokalis gondrong dan bertato, mungkin bakal ketawa gegulingan lihat diri gue yang sekarang, penikmat audio dan visual para cowok-cowok Korea mulus  yang jago jejogetan. Ada yang bilang ini cuma fase yang nantinya bakal berlalu. Mungkin benar,  jadi nikmati dulu aja kehebohan gue saat ini.

Biarkan gue bercerita tentang masa lalu gue yang kelam.

Gue nggak bisa dibilang hater, karena  gue nggak benci Kpop. Gue cuma ngerasa... aneh. "Gue nggak mau ikutan jadi fans lebay!" "Ah mereka nggak bikin lagu sendiri, nggak kreatif." Gue udah pernah cerita gimana dulu gue aneh banget liat video Wolf-nya EXO, dan sekarang EXO malah jadi salah satu boy group favorit gue. Kalo lo bukan penikmat Kpop karena alasan apapun itu, yes, dulu gue kayak lo. Apapun yang lo pikirkan. Persis. 

(Read: EXO: Kualat yang Alhamdulillah)

Sampai gue kenal CNBLUE.

Wah ternyata ada juga ya grup yang main intrumen musik. Ada juga grup yang nyiptain lagunya sendiri. Tapi yaudah, cuma CNBLUE yang gue hebohkan, belum terjun ke jurang Kpop ini. Oh, gue juga dengerin SHINee karena entah dari mana telinga gue terkontaminasi 'Ring Ding Dong'. Sebagai penggemar dorama Jepang sejak SMA, gue mulai iseng nonton drama Korea, karena jaman SMA dulu gue suka banget nonton 'Boys Over Flower', jadi kali ada aja ada yang nyangkut juga. Ternyata berjodoh. Gue jadi semakin keranjingan drama Korea.

Drama, bukan musik. Belum.

Sampai gue nonton 'My Annoying Brother', yang bintang utamanya Jo Jung-suk dan Do Kyung-soo EXO. Gue bukan pengamat perfilman, tapi akting Kyungsoo  luar biasa! Mulai lah gue berkonsultasi dengan Google, ingin PDKT sama aktor keren ini. Ternyata dia member EXO, boy group yang dulu gue ejek-ejek aneh. Gue mulai nyicipin lagu EXO. Kemudian terjadi ledakan penuh warna di otak gue.


The rest is history.

Sekarang gue bisa menjawab komentar-komentar songong gue zaman dahulu kala.

SOAL FANS ALAY

Okay, memang masih banyak fans alay yang hobinya perang di medsos, membela idola masing-masing. Boamlah, gue sudah mengalami masa alay itu bersama Westlife. Sekarang gue cuma menikmati indah-indahnya aja. Ternyata, banyak banget pengaruh positif Kpop!
Pertama, gue jadi bisa sedikit-sedikit Bahasa Korea. Kedua, gue sangat nggak bisa ngedance. Sekarang, setiap pagi gue rajin nyetel video dance practice grup-grup favorit, cuma buat ikut jejogetan sekalian olahraga. Jangan pikir gue ngikutinnya persis seperti mereka ya. 

Yang gue tonton
Yang gue lakukan


Ketiga, gue lihat banyak banget fans Kpop kreatif yang akhirnya menjadikan kecintaan mereka akan Kpop jadi sumber penghasilan mereka. Banyak yang berbisnis pernak-pernik Kpop, ada juga yang berbisnis travel agent khusus wisata Kpop di Seoul. Cool banget kan? Sayangnya gue belum sampe level ini. Apa perlu gue tulis juga soal Kpop sebagai salah satu alat usaha perdamaian Semenanjung Korea?

SOAL ARTIS YANG NGGAK KREATIF

I've never been so wrong! Siapa bilang mereka nggak kreatif?! Okelah, beberapa artis rookie di manajemen besar memang belum diizinkan rilis lagu ciptaan sendiri, karena belum terbukti apakah lagu mereka bakal laris apa gak. Jadi mereka memang bawain lagu ciptaan komposer yang udah lebih ahli, yang penting nama mereka dikenal publik dulu. Saat mereka udah beken, mulai deh, perlahan, mereka diizinkan rilis lagu buatan sendiri. CNBLUE, misalnya. Lagu debut mereka di Korea, 'I'm a Loner' ternyata dibuat sama orang lain. Saat penggemar mereka mulai banyak, baru deh mereka boleh rilis lagu buatan sendiri, dan akhirnya sealbum full buatan sendiri.

Gue juga sangat salah soal "nggak kreatif" di bidang dance. Nggak ada yang nggak kreatif soal dance. Walau koreografinya bikinan orang lain, tapi saat lo jago ngedance, gue bakal tetap memuji lo setulus hati, karena sekarang gue sadar, ngedance yang bagus itu susah!

Tarian Taemin di video Move sungguh menyentuh hati. He's breaking the gender roles in dancing.
Tarian EXO di lagu Monster, yang entah berapa ribu kali gue coba, nggak pernah bisa.
Vokal dan rap mereka biasa aja karena dance lebih penting? Gue nggak mau ngomong banyak. 


Dengerin vokal dua vokalis FT. Island dan N.Flying ini. Sampai akhir!


Dengerin rap Mino WINNER. Jangan lupa baca terjemahan liriknya.

SOAL ARTIS KOREA TERLALU GAMPANG TERKENAL

KATA SIAPA?! Dulu gue nggak tahu kalo artis Korea itu harus menjalankan masa training. Ada yang beruntung cuma beberapa bulan, ada yang sampai bertahun-tahun. G-Dragon, misalnya. Lima tahun jadi trainee SM Entertainment, kemudian pindah ke YG Entertainment dan menjalankan enam tahun masa training. Total 11 tahun. Kalo udah training udah pasti jadi  seleb? Belum tentu! Banyak yang udah training bertahun-tahun, ternyata nggak berhasil debut. Mereka harus pindah ke agensi lain, mulai training dari awal, atau yaudah, nyerah. Kalo pun udah berhasil debut, kesuksesan mereka tetap belum terjamin. Ada yang baru beberapa bulan debut, ternyata harus bubar karena respons publik nggak sesuai harapan. Ada juga yang udah debut, ternyata mereka harus coba jalan lain untuk terkenal. Boy group HOTSHOT, misalnya. Debut tahun 2014, sayangnya kurang sukses, mereka harus berjuang ikutan ajang survival show dan sekarang terpisah sementara untuk beraktivitas dengan grup masing-masing.

Training enak? Nope. Mereka full latihan nari, latihan nyanyi, latihan main instrumen musik untuk grup berkonsep band, latihan bakat tambahan bagi yang mau merambah akting atau modelling, bahkan belajar Bahasa Korea untuk trainee yang berasal dari luar Korea. Bisa tidur sebentar aja udah syukur. Band udah terbentuk, jaminan debut udah ada, apakah hidup mereka jadi mudah? "Ngamen dulu sana di Stasiun Shinjuku!" kata CEO FNC Entertainment ke CNBLUE waktu itu. Sebagai trainee, honor mereka nggak seberapa, bahkan ada yang nggak dibayar. Perjuangan mereka keras, ya?

Sekarang, saat dengar ada orang yang meremehkan atau bahkan menghina Kpop, gue cuek. Mereka cuma kurang tahu soal Kpop. Hang in there, buddy. 

Watch this video and tell me how this kind of entertainment is trash: