Suka Duka Jadi Penumpang KRL

9:15 PM
Ahoy, Beautiful People!

Saat berdesakan di KRL, tiba-tiba gue kepikiran untuk berbagi suka-duka jadi penumpang kereta. Yes, memang naik kereta jabodetabek di jam berangkat dan pulang kantor itu sering nyebelin. Penuh perjuangan, entah itu karena kereta yang gangguan, jadwal kacau, atau memang ada penumpang lain yang menyebalkan. Tapi, selama jadi commuter Bekasi-Jakarta sejak 2013 lalu, gue berusaha untuk selalu memandang sisi positif dari segala kedepresian naik kereta di jam sibuk.
(credit: Gary Putra)
Di kereta, kita mengalami perjuangan yang sama dengan ribuan orang lainnya. Ribuan orang yang mencari sumber penghasilan di kota lain. Berangkat saat matahari terbit, pulang saat matahari terbenam. Itulah kami, masyarakat pinggir ibukota. Setiap berangkat, gue selalu berangkat naik kereta subuh supaya less stressful, karna untuk gue, apa yang terjadi di pagi hari itu sangat berpengaruh untuk bagaimana gue menjalani seharian itu, jadi sebisa mungkin gue memulai pagi dengan hal yang lebih tenang dan positif. Tapi, saat pulang kerja, BAM! Sesak napas di kereta. Literally sesak napas. Semua orang tentunya ingin sampai di rumah secepat mungkin. Semua maksa naik. Tapi hebatnya, meskipun kadang saling adu urat leher, kebanyakan penumpang kereta saling mengerti. Sebisa mungkin bergeser, buat kasih ruang untuk penumpang yang masih mau naik. Kadang, gue pun kesal dengan orang yang tetap maksa naik meskipun kereta udah benar-benar penuh dan orang nggak bisa bergerak lagi. Suatu kali, ada ibu-ibu yang maksa naik kereta sambil minta maaf karna dia maksa. "Maaf ya bu, hari ini anak saya ulang tahun, dia nunggu saya buat pulang cepat. Makanya saya maksa masuk." Nyessss! Jadi sadar, semua orang punya hal yang bikin mereka kuat berjuang menembus penuhnya kereta, dan waktu keluarga adalah hal terpenting. Jadi nggak bisa di salahkan juga kalo banyak orang yang berjuang untuk tetap bisa naik meskipun kereta udah penuh. 

(credit: tribunnews.com)
Pernah juga, di kereta yang benar-benar penuh, ada ibu-ibu bawa anak kecil, dan anaknya nangis, ketakutan karna hebohnya orang naik kereta. Akhirnya ibu itu gendong anaknya. Ibu itu bukan ibu muda yang tenaganya masih banyak, dan anaknya masih sekitar 5 tahun. Gendong anak. Dalam penuhnya kereta. Nyessss! Gue belajar tentang pengorbanan ibu buat anaknya. Gue langsung kangen mama, pengen di gendong juga. #lah
Banyak penumpang yang minta tolong sama orang yang duduk untuk gantian sama ibu itu. Bukannya nggak mau gantian, tapi napas aja sesak, apalagi untuk bergerak pindah tempat. Akhirnya penumpang sekitar saling dorong, berusaha kasih ruang untuk ibu itu menuju kursi, dan berhasil! Yay!

(credit: Rifky Maulana)
Sebagai penumpang jalur Bekasi, gue dan ribuan orang lainnya harus rela jadi penumpang yang keretanya paling sering "macet", karna rel kereta kami harus berbagi sama kereta api jarak jauh (KAJJ). Contohnya, Manggarai-Bekasi yang seharusnya hanya 30 menit, bisa jadi 1 jam karna kami harus ngalah sama KAJJ. Bukan hanya 1 KAJJ, tapi bisa sampai 4! Kesal, pasti. Melelahkan. Tapi, kami bisa apa. Gangguan kereta yang sering terjadi seperti gangguan sinyal, gardu listrik, kereta anjlok, sangat mempengaruhi seluruh perjalanan kereta. Jadi kalo siang ada info masalah kereta, siap-siap deh stasiun rame seperti Sudirman, Manggarai, Jatinegara dan beberapa stasiun besar lainnya jadi lautan manusia. Ada yang setia menunggu kereta datang, ada yang akhirnya memilih alternatif transportasi lain. 

Gini nih kalo penumpang udah menumpuk. (credit: Rifky Maulana)
Dari segala sisi negatif naik kereta, kami tetap menjadikan KRL sebagai pilihan utama transportasi. KRL adalah transportasi paling murah! Gue naik kereta dari Bekasi sampai Pasar Minggu, ongkosnya cuma 3 ribu perak. Jauuuuh ongkosnya andaikan gue bawa mobil, yang harus isi bensin dan bayar tol. Jadi, bisa di lihat kan, pengorbanan penumpang kereta, yang rela berjuang berdesakan, menghadapi jadwal kereta yang sering kacau, lari-lari kejar kereta, harus menahan kesal kalau ada penumpang yang resek, demi ongkos murah. Yah, itung-itung juga buat membantu pendapatan negara! Hahaha! Kereta yang mestinya jadi transportasi cepat, bebas macet dan terjadwal, ternyata sering terjadi sebaliknya. Semoga pelayanan Commuter Line akan diperbaiki dan semakin baik.

ps. Ada satu hal unik tentang orang yang regularly naik kereta setiap hari. Biasanya kami udah hafal letak pintu kereta di peron!

3 comments:

  1. Bener, murmer pisan yaa, tarif krl tuh. Aku sempat ngerasain kl lagi ada acara blogger dek di jkt, berangkat dari bogor sih enak, siang2. Pulangnya pas jam kerja, huaaa!

    ReplyDelete
    Replies
    1. krl emang transportasi paling nyaman dan murah. Tapi ya itu, saat jadwal kacau dan waktunya pulang kerja, rasanya pengen beli helikopter aja :'D

      Delete

Theme images by latex. Powered by Blogger.