This Friend.

Several days ago, I found out that my best friend is suffering from depression and anxiety. I didn't know it was a real thing, until this nightmare slaps me right on the face. And heart. Real hard.

This friend.

Yang paling sering ketawa kencang saat ngumpul? Dia.
Yang paling cerewet ngomongin hal absurd? Dia.
Yang paling sering memberi semangat untuk teman-temannya? Dia.

Yang menyangka kalo dia sakit? Nggak ada.

Di balik tawa dan kehebohannya, dia nggak pernah berbagi perasaan terdalamnya ke siapapun. Dia selalu tampak ceria, carefree, happy. That's what's scary. Her life can turn upside down in a blink of an eye.

Takut dianggap lebay, katanya.
Takut dianggap caper, katanya.
Takut dianggap nggak penting, katanya.
Karena itulah dia memilih bertopeng.

Suatu saat, dia memikirkan cara gimana dia bisa mengakhiri hidupnya.
Suatu saat, dia terjaga sepanjang malam karena takut nggak akan bangun dari tidurnya.
Suatu saat, dia selalu menyalahkan diri atas segala yang terjadi di sekitarnya.
Suatu saat, dia memikirkan apa yang salah dengan dirinya.
Suatu saat, sekujur tubuhnya gemetar, napasnya berat, pandangannya gelap, rasanya sudah waktunya dia akan pergi. Saat itulah dia sadar, serangan panik itu datang lagi.

Jangan suruh dia berdoa, karena itu tentu sudah dia lakukan jutaan kali.
Jangan bilang dia berlebihan, karena itu pernyataan yang paling dia takutkan. Ketidak pedulian.
Jangan ingatkan dia bahwa ada masalah yang lebih besar di dunia ini. Dia tahu.

Dengar. Dukung. Dekap.
Hanya itu yang dia butuhkan dari orang terkasih.
Dengarkan seluruh curahan hati yang ingin dia bagi.
Dukung dia untuk melakukan apapun yang membuatnya bahagia.
Dekap dia saat dia merasa seluruh dunia melawannya.

This friend.

She should know that she is not alone. 
She is important.
She is loved.

No comments:

Theme images by latex. Powered by Blogger.