Bone, Kabupaten Kecil yang Kaya dan Cantik
"Tipsy-tipsy halal."
Itu hal pertama dalam pikiran gue dalam perjalanan dari Makassar ke Bone yang ditempuh dalam waktu sekitar 4 jam. Jalanannya itu lho, belok-belok like no other. Selain kecil, jalanannya juga tertutup tebing dan pepohonan. Baru separuh perjalanan, rasanya udah teler-teler niqhmad! Di tengah keteleran di daerah Camba, kita bisa lho bersilaturahmi sama kawan-kawan, karena di pepohonan jalanan ini banyak primata yang entah apa namanya. Yah sebut saja monyet, padahal bukan monyet.
Bone jarang banget masuk daftar tujuan wisata di Sulawesi Selatan. Ekspektasi gue juga nggak tinggi karena nggak banyak yang diceritakan warganet tentang Bone, selain bahwa ini tempat kelahirannya pak Jusuf Kalla. Saat mulai masuk di Kabupaten Bone, wah ternyata kabupaten kecil ini indah banget! Sayangnya karena masih teler, gue nggak sempat foto-foto pemandangan di perjalanan. Untungnya teler ena aja sih, nggak sampe muntah-muntah.
Nah, di sore pertama di Bone, gue diajak anggota bokap jalan-jalan ke Teluk Bone. Sepanjang perjalanan, gue nggak berhenti kagum. Serius, pemandangan kabupaten ini bikin gue pengen gombalin alam semesta! Sawah, perkebunan dan tambak jadi sebagian besar pemandangan di Bone. Katanya, masih banyak orang Bone yang punya perkebunan atau tambak yang luas, tapi hasilnya nggak mereka jual karena mereka berprinsip buat apa dijual dengan hasil yang nggak seberapa? Lebih baik hasil alam itu mereka bagi-bagi sama orang lain, karena dengan begitu, rezeki mereka nggak akan putus. Logikanya sih, orang yang mereka kasih juga akhirnya bakal membalas budi, tentu dalam jangka waktu panjang karena tali persaudaraan mereka yang kuat.
Gue juga sempat lewat perkampungan yang rumah-rumah warganya masih rumah panggung tradisional khas Bugis. "Orang ini rumahnya cuma begini, padahal sebenarnya punya sawah, ternak, kebun atau tambak di mana-mana." kata anggota bokap.
Eh gue mendadak mikir, kalo dilihat dari depan pun, udah kelihatan segimana kayanya orang-orang ini. Bukan cuma soal uang, tapi halaman rumah mereka aja luas, nggak kayak rumah di kota atau pinggiran kota yang pintu depannya mepet sama pagar. Pemandangan di belakang rumah mereka juga omg parah cakep banget!
Ada dua tempat yang gue kunjungi, Tanjung Palette dan Pelabuhan BajoE.
Tanjung Palette
Ini tempat wisata utama di Bone, karena selain langsung mengarah ke Teluk Bone, di tempat ini juga dibangun tempat wisata air ala Waterboom gitu. Gue nggak masuk ke area wisata air, cuma nyantai aja liatin laut dan "pre-sunset." Sebenarnya tempat ini bagus banget, sayangnya nggak terawat! Selain cukup banyak sampah, banyak juga dedaunan kering yang entah berserakan udah berapa lama. Nggak cuma di lingkungan tanjung, di airnya juga lumayan banyak sampah daun dan sampah botol-botol bekas. Seriously, it could've been better!
Pelabuhan BajoE
Kenapa pake "E", bukan "e" yang grammatically correct? Jadi E itu harus dibaca jelas karena...
Ah terserahlah.
Nah, tempat untuk nonton sunset terbaik di Bone ya ada di tempat ini! Ena juga menikmati sunset di tengah kesibukan kapal yang mau berangkat menuju Sulawesi Tenggara di seberang sana. Sungguh membawa kenangan masa kecil, naik kapal penyeberangan dari Kolaka ke Bone, tidur di parkiran mobil di atas kapal karena udah nggak dapet tempat di area penumpang! :"
Dear Bone, you're rich. You're pretty!
(Read: Arung Palakka, Sosok Kontroversial Kebanggaan Rakyat Bone)
No comments: