Berdisko di Laut Menuju Pulau Phi-Phi

Perjalanan gue dan Monde di Thailand berlanjut di Phuket. Dari Bangkok ke Phuket sebenarnya bisa naik bus, tapi karena harganya sama kayak pesawat, jadi kami milih naik pesawat aja. Lebih cepet, gak makan waktu dan gak capek. Menginap di area Patong, ada public van seharga 180 bath dari bandara yang nganterin langsung ke depan hostel. Perjalanan kami di Phuket dilengkapi Zay dan Umam. 

Di malam pertama, kami kenalan sama cowok asal Rusia, Sergei namanya. Hari berikutnya dia bakal berangkat ke Bali, tinggal di Ubud selama beberapa bulan. Dia cerita kalo udah keliling Nusa Tenggara dan Jawa Tengah (gue nggak begitu ingat), dan sering diajak jadi guru Bahasa Inggris di sana. Dia juga cerita kalo dia sering randomly diajakin foto di Candi Borobudur!

First night in Phuket!
Di hari kedua, kami bikin jadwal jalan-jalan ke Phi Phi Islands. Saran gue, saat mau tur ke Phi Phi Islands, sebaiknya persiapkan dari jauh-jauh hari, jangan beli paket trip di booth yang banyak tersedia, karena mahal! Kami pesan paket trip di Miss Ladda, seperti banyak yang direkomendasikan blogger Indonesia. Kami pilih paket naik speed boat seharga 1500 baht. Pagi-pagi, kami dijemput di hostel untuk menuju dermaga dengan van yang berisi 4 orang Indonesia lainnya dan sekeluarga asal Timur Tengah, gue lupa tepatnya dari mana.

Tiba di dermaga, gue salut sama pariwisata Phuket ini. Rapi banget! Setelah dijamu berbagai camilan dan minuman, kami dikasih arahan tentang jadwal trip hari itu, dan dikasih beberapa rekomendasi. Misalnya kalo lo jago berenang, sebaiknya lo pakai kaki katak, tapi itu nggak direkomendasikan untuk yang nggak bisa berenang. Banyak deh dikasih tau Do's and Don'ts selama perjalanan. Naik di speed boat yang bermuatan sekitar 40 orang, ada satu kapten kapal dan sekitar 4 awak. Tour guide-nya, Nancy, paling kocak! "Call me Nancy. Don't call me mister, I will spank you!" Kata Nancy genit. Ya, Nancy ini berfisik lelaki! "Don't be too far, I miss you!" Di kapal, Nancy sekali lagi menjelaskan tentang perjalanan hari itu. 

Khai Island
 
Setelah 30 menit perjalanan laut, kami mampir di Pulau Khai. Pulau ini cukup ramai, semacam Pulau Khayangan kalau di Makassar. Pulau kecil berpasir putih, ada bangunan semi permanen juga berisi penjual makanan dan minuman, juga bangku-bangku yang bisa disewa. Nggak usah jajan di sini, karena harganya mahal banget. Iyalah, mereka kan juga harus angkut barang jualannya dari pulau besar. Untungnya, trip agent kami nyediain minuman dan buah-buahan segar. Karena pulau ini kecil tapi terlalu rame, nggak banyak yang bisa dilihat di sini. Palingan cuma bisa foto-foto sambil kelilingin pulau atau duduk-duduk di pasir, atau dalam kasus Zay, dia bikin video cover SNSD - Holiday.

Phi Phi Don
Pinjam muke Umam
Dengan perjalanan sekitar 1 jam, di sinilah disko dimulai. Ombak lautnya maaaan! Sebelumnya gue udah baca-baca soal ombak menuju pulau Phi Phi yang parah banget, tapi gue nggak menyangka akan sehebat itu! Karena cuaca yang nggak bagus dan ombaknya yang berbahaya, kapten kapal memutuskan untuk nggak ke Maya Bay yang harus melewati laut lepas. Maya Bay itu justru spot utama, yang biasanya dipake jadi foto promosi Phi Phi Islands. Tak apalah, yang penting aman dan selamat, yekan? Di tengah terpaan ombak, sepertinya semua orang pasrah dan mengingat dosa selama hidupnya ;) Nancy sibuk bagi-bagi kantong plastik karena mulai banyak yang tumbang akibat mabuk laut. Serius, bahkan kami ketemu ombak setinggi atap kapal!

Tiba di Phi Phi Don, ada laguna yang cakep banget! Gue dan Zay nggak tahan pengen langsung nyebur, sedangkan Umam dan Monde sibuk foto-foto. Nggak tampak apa-apa di bawah air, jadi kami cuma kecipak kecipuk lucu sambil menikmati tebing-tebing besar yang mengelilingi laguna itu. Laguna ini jadi spot foto yang paling bagus dalam perjalanan hari itu.

Monkey Island
Kami merapat di Monkey Island, pulau kecil yang dihuni ratusan keluarga monyet. Nancy ngelarang kami turun dari kapal karena monyet-monyetnya berbahaya, suka gigit dan merampas barang bawaan, jadi kami cuma foto-foto aja dari atas kapal.

Phi Phi Leh
Bukan di Maros
Ini pulau yang lumayan besar karena ada sekolah dan perumahan warga. Di sini waktunya kami makan siang, dan udah disiapin makanan prasmanan dan berbagai macam buah dan minuman. Bahkan ada makanan khusus vegetarian loh! Lengkap! "Cil, kita lagi di Rammang Rammang ya?" kata Umam. Lah iya, gue baru sadar, tebing-tebing yang kita lihat sepanjang hari ini mirip banget sama tebing-tebing di Maros, Sulawesi Selatan. Jadi kalo belum bisa ke Phi Phi, nggak usah sedih guys, ke Maros aja dulu. Btw, kalo pas turun dari kapal tiba-tiba ada yang ngarahin kamera ke lo, gak usah berpose! Nanti fotonya bakal mereka cetak dan jual ke lo. Meh.


Selesai makan, kami kembali naik ke kapal untuk dibawa ke tengah laut, masih di dekat Phi Phi Leh, untuk snorkeling. Di sini gue nggak ikutan nyebur. Pakaian gue udah kering, males kalo harus basah-basahan lagi. Katanya sih di sini banyak kawanan ikan lucu, tapi terumbu karangnya nggak bagus. Hati-hati, di sini banyak bulu babi.

Sekitar jam 2, perjalanan kami berakhir, kami harus kembali ke pulau Phuket sebelum ombak semakin besar. Untuk perjalanan pulang, ombaknya lebih ekstrim! Kapten sampai harus beberapa kali matiin mesin, nggak mau maksa untuk menerjang ombak. Kami juga diatur supaya kapalnya seimbang. Perjalanan perginya juga memang menyeramkan, tapi gue nggak sampai merasa berkewajiban pake jaket pelampung kayak di perjalanan pulang ini.

Kalo lo mabuk laut, bawa anak kecil/lansia, atau berkondisi fisik yang nggak memungkinkan untuk terombang-ambing ombak, gue saranin naik kapal besar aja, meskipun perjalanannya jadi lebih lama dan nggak banyak tempat yang bisa dikunjungi dibandingkan kalo naik speed boat.


2 comments:

  1. Wow! Ada a trip.
    Kalo saya mungkin udah nangis bombay nih diterjang ombak kayak gitu 😖😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rasanya malah tenang kak, soalnya jadi pasrah soal hidup mati.. ahahaha

      Delete

Theme images by latex. Powered by Blogger.